Krisis finansial menyebabkan perlambatan ekonomi di negara Amerika dan Eropa. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara-negara maju khususnya G7 masih negatif sejak krisis akhir 2007.
Dalam laman The Economist disebutkan, pertumbuhan PDB pada kuartal dua menunjukkan perlambatan di negara Amerika dan Eropa, sedangkan ekonomi Jepang terus mengalami kontraksi. Namun, indikator pendapatan per kapita lebih dipilih dalam mengukur ekonomi dibanding pertumbuhan PDB.
Jika negara G7 diurutkan, Kanada menempati peringkat pertama berdasarkan PDB riil sejak 2007 --kuartal IV-2007 hingga kuartal II-2011-- yang tumbuh lebih tinggi 3 persen dibanding sebelum krisis.
Namun, Kanada, seperti Amerika, memiliki pertumbuhan populasi yang cepat karena imigrasi. Sementara itu, pertumbuhan di Jerman dan Jepang menyusut. Untuk itu, ukuran PDB per kapita dipilih guna mengukur ekonomi yang lebih baik.
Dengan ukuran PDB per kapita, Kanada turun 1 persen dibanding sebelum krisis. Sementara itu, Amerika turun hampir 4 persen dibanding sebelum krisis. Pukulan terburuk terjadi di Inggris, Italia, dan Jepang, dengan rata-rata pendapatan per kapita turun 5-6 persen.
Negara paling anjlok yaitu Irlandia, minus 13 persen, pendapatan per kapita Yunani juga turun 11 persen.
Kondisi sebaliknya terjadi di China. Pendapatan per kapita negara itu naik 35 persen dalam periode kuartal IV-2007 hingga kuartal II-2011, dan India naik 22 persen. Negara lain dengan pertumbuhan PDB per kapita tinggi yaitu Argentina naik sekitar 18 persen, Indonesia sekitar 17 persen, dan Polandia 12 persen.
Dari negara G7, hanya Jerman yang kembali ke posisi seperti 2007. Meskipun pada kuartal kedua pertumbuhan sangat mengecewakan, yaitu PDB melambat tajam atau hanya 0,5 persen dalam satu tahun. Jika dihitung sejak akhir 2007, Amerika telah merugi US$4 triliun secara kumulatif, atau setara US$13.000 per kepala
sumber
Dalam laman The Economist disebutkan, pertumbuhan PDB pada kuartal dua menunjukkan perlambatan di negara Amerika dan Eropa, sedangkan ekonomi Jepang terus mengalami kontraksi. Namun, indikator pendapatan per kapita lebih dipilih dalam mengukur ekonomi dibanding pertumbuhan PDB.
Jika negara G7 diurutkan, Kanada menempati peringkat pertama berdasarkan PDB riil sejak 2007 --kuartal IV-2007 hingga kuartal II-2011-- yang tumbuh lebih tinggi 3 persen dibanding sebelum krisis.
Namun, Kanada, seperti Amerika, memiliki pertumbuhan populasi yang cepat karena imigrasi. Sementara itu, pertumbuhan di Jerman dan Jepang menyusut. Untuk itu, ukuran PDB per kapita dipilih guna mengukur ekonomi yang lebih baik.
Dengan ukuran PDB per kapita, Kanada turun 1 persen dibanding sebelum krisis. Sementara itu, Amerika turun hampir 4 persen dibanding sebelum krisis. Pukulan terburuk terjadi di Inggris, Italia, dan Jepang, dengan rata-rata pendapatan per kapita turun 5-6 persen.
Negara paling anjlok yaitu Irlandia, minus 13 persen, pendapatan per kapita Yunani juga turun 11 persen.
Kondisi sebaliknya terjadi di China. Pendapatan per kapita negara itu naik 35 persen dalam periode kuartal IV-2007 hingga kuartal II-2011, dan India naik 22 persen. Negara lain dengan pertumbuhan PDB per kapita tinggi yaitu Argentina naik sekitar 18 persen, Indonesia sekitar 17 persen, dan Polandia 12 persen.
Dari negara G7, hanya Jerman yang kembali ke posisi seperti 2007. Meskipun pada kuartal kedua pertumbuhan sangat mengecewakan, yaitu PDB melambat tajam atau hanya 0,5 persen dalam satu tahun. Jika dihitung sejak akhir 2007, Amerika telah merugi US$4 triliun secara kumulatif, atau setara US$13.000 per kepala
sumber
Komentar
Posting Komentar