kenapa harga saham bisa naik/turun? Untuk menjawab pertanyaan ini kita akan menelusuri beberapa hal tentang bagaimana awal harga saham ditentukan, juga bagaimana harga saham berubah, serta refleksi harga saham terhadap nilai perusahaan dan kenapa kita membeli saham pada harga yang mahal atau murah?
Pada awalnya harga saham itu ditentukan. Mungkin Anda tahu namanya IPO, atau singkatan dari Initial Public Offering, atau Penawaran Perdana Publik (PPP). Melalui IPO inilah sebuah perusahaan menawarkan sebagian atau seluruh sahamnya kepada publik. Melalui IPO publik bisa ikut serta dalam memodali perusahaan yang dipercayainya. Pada IPO harga ditentukan oleh: antusiasme pasar, perkiraan penilai, manajemen perusahaan, dan penjamin. Melalui mekanisme tawar-menawar yang unik inilah timbul harga perdana. Contoh harga saham perdana yang terkenal: Krakatau Steel (KRAS) Rp 850 dan Garuda Indonesia (GIAA) Rp 750.
Kemudian harga saham ditentukan oleh pasar. Setelah IPO, harga saham yang beredar di publik akan berubah mengikuti skema persediaan dan penawaran yang ada di pasar bursa (dalam konteks kita Bursa Efek Indonesia). Skema permintaan ini dilakukan melalui sistem canggih yang dibuat di bursa. Sistem ini mirip lelang. Tiap orang bisa bertransaksi saham di sistem lelang ini, baik menjual atau membeli. Kita bisa menawarkan saham yang kita miliki pada harga tertentu (offer), kalau ada orang yang mau membeli pada harga kita, maka terjadilah transaksi. Begitu pula sebaliknya, kita bisa ingin membeli saham pada harga tertentu, kalau ada orang yang menjual pada harga itu maka terjadilah transaksi. Bila ada banyak peminat pada harga yang sama, transaksi yang terjadi adalah dalam prioritas siapa cepat dia dapat. Dari mekanisme lelang yang unik inilah harga saham terbentuk. Bila permintaan tinggi ia akan naik. Bila permintaan rendah maka ia akan turun. Contoh yang terkenal: harga KRAS saat ini 1140, harga GIAA saat ini 540.
Apakah harga saham merefleksikan nilai perusahaan yang sebenarnya? Saham yang beredar di publik tidak mewakili 100% bagian sebuah perusahaan. Bisa jadi sebuah perusahaan hanya menjual 20% sahamnya ke publik, sisanya yang 80% dimiliki investor privat. Tapi ada pula sebuah perusahaan yang SELURUH sahamnya beredar di publik. Seandainya kita bicara yang terakhir, apakah harga saham mewakili nilai perusahaan? Menurut saya, itu hanya keterwakilan semu. Itu hanya keterwakilan secara persepsi publik. Kalau harga saham suatu perusahaan naik drastis apakah kas perusahaan bertambah? Tidak. Begitu pula penurunan drastis suatu saham pun tidak mengubah kas perusahaan. Nilai perusahaan bisa dikalkulasikan dari neraca yang ada di laporan keuangannya. Ingat, suatu perusahaan memperoleh dana hanyalah dari aksi semacam IPO, atau aksi perusahaan lain seperti penerbitan saham baru. Hasil transaksi saham tidak lah masuk ke rekening perusahaan, namun ke rekening penampung efek di bursa. Keterpengaruhan nilai perusahaan terhadap saham terjadi kalau ada aksi lain seperti pembelian kembali saham (buy back). Ada pengaruhnya sedikit tapi tidak langsung. Jadi kesimpulannya saham tidak merefleksikan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Kalau saham tidak merefleksikan nilai perusahaan, jadi kenapa kita jual beli saham yang mahal atau murah? Harga saham adalah selalu persepsi. Kalau dibuat alegori, harga saham dibentuk oleh Tuan Pasar. Mekanisme yang dibentuk oleh pasar ini alamiah, tergantung persediaan dan penawaran. Bila permintaan terlalu tinggi—ekspektasi pasar sangat optimis terhadap suatu perusahaan, mungkin karena perusahaan sejatinya memang bagus, jadilah harganya tinggi. Suatu saat bisa juga ekspektasi pasar sangat rendah—menganggap perusahaan tidak berguna—maka harga saham jadi jatuh. Kadang-kadang ekspektasi dan kondisi saham tidak berhubungan, ada perusahaan bagus tapi tidak menarik perhatian pasar, karenanya mereka menjatuhkan vonis harga yang murah. Ada pula perusahaan yang merugi setiap saat tapi kalau pasar menganggapnya bagus harganya pun masih meroket. Jadi murni karena emosi pasar? Memang begitu.
Ada pula kejadian penerbitan saham baru oleh suatu perusahaan. Penerbitan ini bertujuan untuk mencari modal baru tanpa melalui cara hutang, yang memerlukan perusahaan membayar bunga. Tentu saja jumlah saham baru ini akan mengurangi nilai kapital pemilik lama, karena pemegang saham jumlahnya bertambah. Maka wajar saja bila setiap ada aksi korporasi seperti ini harga saham pasti akan bergejolak mengikuti persepsi dan emosi pemegang saham.
jadi dari hal-hal tersebut kita dapat membagi kalau naik turunnya harga saham ditentukan oleh 2 faktor di dalam perusahaan yakni :
Faktor internal
Kenaikan dan penurunan harga saham bisa diakibatkan faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan informasi yang berasal dari perusahaan. Adapun kenaikan laba bersih perusahaan merupakan faktor yang membuat harga saham naik.
Kenaikan laba bersih ini tidak terlepas dari usaha manajemen perusahaan melakukan tindakan ekspansi atau meningkatkan pendapatan perusahaan. Biasanya, informasi dari perusahaan yang membuat harga saham naik akan diinformasikan secepatnya. Tetapi, informasi yang membuat harga saham perusahaan turun umumnya ditutup-tutupi oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus transparan agar investor mengetahui dan dapat menilai harga saham guna membuat keputusan atas saham tersebut.
Perusahaan selayaknya membuat publik ekspose yang tidak diwajibkan oleh regulator. Keterbukaan yang tidak disyaratkan regulator ini dikenal dengan keterbukaan voluntir (voluntary disclosure). Umumnya, perusahaan yang melakukan voluntary disclosure mempunyai harga saham yang lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan voluntary dislcosure.
Menurut penelitian, perusahaan yang mempunyai informasi bagus akan diumumkan secepatnya dan perusahaan yang mempunyai informasi jelek akan diumumkan paling lama. Hal ini dapat terlihat pada pengumuman laporan keuangan perusahaan yang harus diumumkan paling lambat tanggal 31 Maret untuk periode tahun sebelumnya.
Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan bagus akan mengumumkan atau melaporkannya kepada badan pengawas bursa, bahkan bursanya sendiri secepatnya sekitar awal bulan Februari. Sedangkan perusahaan yang mempunyai laporan keuangan yang kurang bagus akan mengumumkannya pada akhir periode persyaratan yang diinginkan peraturan oleh regulator. Faktor internal ini merupakan faktor yang bisa dikendalikan perusahaan sehingga manajemen perusahaan mencoba melakukan pengendaliannya untuk kepentingan perusahaan
Faktor eksternal
Faktor eksternal juga merupakan faktor penting dalam membuat penurunan atau kenaikan harga saham di bursa. Faktor eksternal merupakan faktor yang tidak bisa dikendalikan perusahaan sehingga sering disebut dengan systematic risk bila risikonya muncul karena faktor eksternal tersebut.
Faktor eksternal dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor eksternal yang datang dari dalam negeri dan faktor eksternal dari luar negeri. Faktor eksternal ini seperti kebijakan pemerintah dan juga hukum permintaan serta penawaran atas harga barang-barang yang ditunjukkan inflasi dan juga valuta asing.
Salah satu faktor eksternal yang cukup dominan memengaruhi bursa adalah tingkat bunga. Tetapi, kebijakan pemerintah tentang utang juga bisa memengaruhi bursa. Penurunan bursa lain, baik bursa regional (yang terdekat) maupun bursa negara-negara maju, seperti New York dan London, juga memengaruhi harga saham. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa Bursa Efek Indonesia berkointegrasi dengan bursa-bursa tersebut.
Investor harus memerhatikan gejolak pasar di berbagai negara dan kebijakan yang diambil pemerintah maupun pemerintah negara-negara maju yang mengakibatkan harga saham mengalami perubahan. Sering kali faktor eksternal lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan faktor internal perusahaan.
Itulah sekilas ringkasan kenapa harga saham bisa naik atau turun. Dari empat hal pokok tersebut kita bisa memahami terbentuknya harga saham, kenapa saham naik, dan juga hubungan saham dengan perusahaan serta perubahan nilainya. Bila kita memahami alasan ini, kita bisa paham secara logis kenapa saham bisa naik pesat atau jatuh mendadak. Itu semua hanya persepsi pasar. Gejolak saham sekencang apa pun tidak berpengaruh terhadap perusahaannya, aset (gedung, pabrik) tetap berdiri tegak, karyawan tetap bekerja, dan mungkin perusahaan tetap untung (atau juga rugi). Memang perubahan kinerja perusahaan bisa mempengaruhi harga saham, tapi tidak selalu. Buktinya banyak perusahaan yang untung tapi diharga murah oleh pasar. Banyak juga perusahaan yang merugi tapi dihargai mahal oleh pasar. Tugas kita sebagai investor pintar adalah mencari perusahaan yang bagus (nilai aslinya) pada harga saham yang murah (nilai persepsinya).
Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
BalasHapuspinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu Kelly